Jumat, 07 Juli 2023

PEMBERONTAKAN WAGNER

 *"PEMBERONTAKAN WAGNER"*


Siapapun orang, kelompok, golongan dan/atau bangsa, terutama kaum nasionalis ---nasionalisme itu 'baju' semua bangsa--- tatkala melihat ataupun mendengar pemberontakan Wagner Group, sebuah _Private Military Company_ (PMC) alias tentara bayaran asal Rusia, niscaya nelangsa lagi _gregeten_. Betapa di tengah gemuruh peperangan hibrida _(hybrid warfare)_ antara Rusia _versus_ Barat lewat Ukraina sebagai medan tempur _(proxy war)_-nya, kelakuan PMC Wagner yang disewa Rusia terkait 'operasi militer khusus'-nya Putin di Ukraina itu ibarat menikam dari sisi belakang. "Menggunting dalam lipatan." Itulah narasi yang tampak di permukaan.

Betapa di luar dugaan serta menabrak kelaziman selama ini. Apapun dalih dan modus, atau entah isu yang melatari peristiwa tersebut, dunia tidak mau tahu. Pengkhianat! Ucap Putin dalam satu pidatonya. Padahal, Wagner Group merupakan paramiliter andalan Moskow dalam mendukung operasi militer khusus di Ukraina, terutama ketika mengusir pasukan Ukraina di wilayah Cremea, Donbass dan lain - lain.

Muncul stigma, selain Wagner melanggar komitmen, mencederai profesionalisme selaku tentara swasta (bayaran), dan tindakan Wagner mengepung Rostov (24/6), markas militer Rusia, bahkan sempat _long march_ ke Moskow, namun gagal, merupakan bentuk pengkhianatan kepada bangsa dan negara Rusia.

Mengapa demikian?

Ketika kontrak telah diteken antara PMC Wagner -  Dephan Rusia, secara hakiki Wagner sudah menjadi 'bagian elemen' dari Kepentingan Nasional Rusia, sebagaimana ia dulu disewa oleh Syria (2014), Libya (2016), dan disewa Mali guna memerangi kelompok separatis. Ini terlepas para anggota Wagner direkrut dari beragam latar belakang/dari berbagai negara.

Katakanlah, pengkhianatan Wagner, PMC yang didirikan oleh Yevgeny Prigozhin, kriminal kelas teri dan eks penjual hotdog. Itu sepintas masa lalu Prigozhin. Berbasis data dan jejak digital, bahwa faktor 'jasa' Putin, ia mampu bertransformasi dari penjual _hotdog_ menjadi 'panglima' (pimpinan PMC Wagner). Maka sungguh tidak masuk akal bila Prigozhin 'menikam' mentor sekaligus tuan yang telah membesarkan dari keterpurukan masa lalu. Selain ujud dari pengkhianatan, juga durhaka. Tetapi, _forget it_. Kita tak membahas personal.  Namun, menelaah sedikit peristiwa tersebut dari perspektif geopolitik guna melihat apa yang sesungguhnya terjadi, bukan hanya apa yang terjadi (di atas permukaan).

Dari sisi pandang geopolitik, sikap dan pemberontakan PMC Wagner sudah memasuki apa yang disebut _frontier_ serta (dimensi) keamanan negara dan bangsa.

Ya, _frontier_ merupakan batas imajiner dari dua negara. Poin intinya, karena adanya pengaruh asing dari seberang batas _(boundary)_, akhirnya melemahkan pengaruh pusat terhadap daerah/wilayah; sedangkan keamanan negara dan bangsa merupakan peristiwa yang telah mengganggu keamanan serta membahayakan kedaulatan negara. Nah, dua teori/dimensi geopolitik di atas akan digunakan sebagai pisau bedah mengulas pemberontakan Wagner.

Putin bukanlah ahli tempur di medan perang terbuka. Ia memang tidak seperti Napoleon Bonaparte, misalnya, atau tak sama dengan Panglima Besar Sudirman, ataupun Jenderal Besar Nasution, ahli perang gerilya, dan lain-lain. Putin itu _intellegent minded,_ mantan KGB di era Soviet tempo doeloe. Julukan paling _pas_ terhadapnya adalah jago geopolitik. Perbandingannya, mungkin lebih mirip ke Adolf Hitler, atau Halford Mackinder, hanya berbeda pakem (filosofi) geopolitik. Kalau keduanya (Hitler dan Macknder) cenderung mengamalkan geopolitik ofensif melalui 'teori pembenar', sedangkan Putin terlihat _soft._ geopolitik defensif. Lebih condong pengamalan teori 'berdikari'-nya Bung Karno.

Munculnya pemberontakan Wagner, tidak langsung disikapi secara militer oleh Putin. Namun, ia memainkan strategi geopolitik dimana unsur _hard power_ dan _smart power_ ada di dalamnya. Dalam geopolitik, apa yang dilakukan Wagner telah merusak 2 (dua) dimensi Geopolitik Rusia seperti diulas sekilas di atas, yakni 1) keamanan negara dan bangsa, dan 2) _frontier._ Memang belum merambah ke dimensi inti _(living space_ atau _lebensraum)_ dalam geopolitik, tetapi dua dimensi tersebut cukup rawan bila dibiarkan berlarut, sebab akan menebal, melebar serta meluas, dan gilirannya dapat mengguncang kedaulatan negara. Mirip Sipadan dan Ligitan. Pembiaran adanya _frontier_ oleh pusat, menebal, meluas dan akhirnya dua pulau tersebut pun lepas dari NKRI.

Kalau dari dimensi keamanan negara dan bangsa, sudah jelas, tindakan Wagner mengganggu stabilitas keamanan dan kedaulatan Rusia. Sehingga beberapa kedutaan asing di Rusia termasuk Indonesia, telah mengeluarkan himbauan kepada warganya untuk tidak keluar rumah jika tak ada keperluan mendesak. Nah, pada dimensi _frontier_ ---melemahnya pengaruh pusat di wilayah akibat pengarus asing--- ini yang kudu segera ditangani secara seksama, bahkan dalam tempo sesingkat-singkatnya.

Langkah cerdas Putin mengisolasi PMC Wagner ke Belarusia, negeri tetangga pro Rusia, cukup efektif dan jitu. Kenapa? Sebab, apabila Wagner diberi ruang di Rusia, ataupun dibiarkan berkeliaran di Doneth dan Dombass ---wilayah Ukraina yang telah masuk Rusia--- maka _frontier_ tersebut bisa menebal, melebar, lalu meluas. Rawan.

Jadi, langkah Putin mengisolasi PMC Wagner ke Belarusia merupakan langkah _smart_ lagi akurat. Selain menghindari pertumpahan darah di internal, juga menghindari meluasnya _frontier_ pada teritori Rusia. Akhirnya, tindakan Wagner boleh disebut dengan istilah 'pemberontakan yang gagal', karena baru pada tahap mengepung Rostov, dan sempat _long marc_ ke Moskow tetapi 'ada kekuatan' yang mampu membelokkan manuvernya ke negeri tetangga (Belarusia). Belum ada darah yang tumpah di jalanan.

Sudah jamak di dunia militer dan budayanya, bahwa hirarkie, disiplin, loyalitas, dan jiwa korsa dikerjakan secara ketat lagi keras bahkan dianggap 'nafas' sehari-hari. _The way thing are done around here._ Apa yang dilakukan tak jauh dari itu-itu juga.

Pertanyaannya ialah, jika merujuk budaya militer di atas, apakah pemberontakan Wagner memang realitas pengkhianatan, atau bentuk kedurhakaan Prigozhin terhadap Putin? Atau, jangan - jangan justru _false flag operation_ alias operasi bendera palsu mengingat kecerdasan Putin dalam mengamalkan pemahaman geopolitik?"

*"PEMBERONTAKAN WAGNER" (2/Habis)* 

Catatan Kecil Geopolitik__

Akibat pemberontakan Wagner, banyak opini, diskusi, maupun ulasan ringan, unik hingga berat beredar di publik. Selanjutnya untuk meringkas diskusi, maka hanya tiga isu aktual akan dibahas, antara lain 1) pemberontakan Wagner ialah isu riil; 2) pemberontakan Wagner hanya _false flag operation_ ala Putin; dan 3) upaya pembangkrutan Barat melalui konflik Ukraina.

Inilah pokok-pokok ulasannya:

Pertama, bahwa tindakan PMC Wagner merupakan realitas isu alias hal yang sebenarnya terjadi. Jadi, bukan operasi intelijen, tak pula rekayasa isu, dan lainnya. Kenapa? Hal ini dikarenakan beberapa 'sumber' yang menghidupi Yevgeny Prigozhin ---panglima Wagner--- mau ditutup dan dimatikan alirannya. Bisnis catering untuk mensuplai konsumsi tentara Rusia, contohnya, tidak disetujui tambahan anggarannya oleh Menteri Pertahanan/Menhan Rusia, sedang selama ini diklaim Prigozhin selalu merugi; kemudian gaji tentara Wagner pun hendak dibekukan oleh Menhan pada 1 Juli 2023; juga, peran PMC Wagner dalam operasi militer khusus di Ukraina telah digantikan oleh Pasukan Akhmat dari Checnya. 

Akan tetapi, pada kasus ini -- Putin mengambil jalan tengah. Sebuah langkah bijak. Meskipun Wagner teah berkhianat, namun masih diingat jasanya ketika merebut Cremea dan Donbass. Karenanya, Wagner diberi 'sumber baru', tetapi di luar Rusia, yakni melatih _Guard Service,_ salah satu PMC di Belarus, dan operasional Wagner di bawah kendali Menhan Belarus.

Pelajaran yang bisa dipetik dari peristiwa di atas, bahwa terdapat sistem politik-ekonomi yang bersifat _blur_ (kabur) antara badan usaha negara dan korporasi swasta. Nah, efek dari model sistem semacam itu akhirnya mengendala dikemudian hari, dan muncul di permukaan. 

Selama ini, Putin memang tidak memberi batasan tegas antara bisnis swasta dengan pengendalian badan usaha negara termasuk kebijakan di industri strategis. Artinya, sistem di Rusia membiarkan oligarki mengendalikan usaha negara beserta kebijakannya pada industri strategis. Inilah model _recipe for disaster._ Dan agaknya, Rusia perlu mengambil langkah sesegera mungkin untuk mereformasi sistemnya dari anarki oligarki agar negara menjadi lebih tertata. Retorika menarik pun muncul, _"Kok_, model sistem _(recipe for disaster)_ di atas memiliki resonansi terhadap apa yang kini terjadi di republik ini, dimana _nexus_ politik-bisnis oligarkinya juga sudah sangat mencengkeram?"   

Kedua, beredar opini di media sosial yang klasifaksinya belum A1, bahkan bisa dibilang _hoax._ Konon 'pemberontakan Wagner' hanya _false flag operation._ Sekadar akal-akalan antara Rusia - Wagner dalam rangka menghabiskan uang Amerika Serikat (AS). Ceritanya, Prigozhin 'disuap' oleh CIA sejumlah USD 6,2 Miliar agar membelot dari Beruang Merah. Tapi, pembelotan Wagner atas izin Putin. CIA tertipu.

Kenapa demikian? 

Bahwa Rusia hanya mengeluarkan USD 1 Miliar/tahun untuk membiayai PMC Wagner dalam rangka mengalahkan  pasukan Ukraina dan Barat, sedang di sisi lain -- pada periode sama, Barat mengeluarkan USD 100 Miliar guna mendukung pasukan Ukraina. Dengan rasio biaya 1:100, maka slogan Barat _'to arm Ukraina as long as it takes'_ cuma omong kosong. Oleh karena itu, dalam waktu tak lama negara-negara Barat niscaya akan bangkrut. Selain kehabisan uang tanpa hasil signifikan, juga timbul krisis energi dan pangan akibat perang sanksi antara Rusia _versus_ Barat, sedang Rusia mengeluarkan biaya murah untuk menghajar Barat melalui _proxy war_ di Ukraina.

Ketiga, ada analisis _out of the box_ yang duduknya masuk kategori ramalan atas hasil akhir dari konflik Ukraina. Ini cukup menarik. Poin-poinnya antara lain:

1. Ukraina akan tetap dibiarkan hidup, namun luasnya nanti hanya sebesar Vatikan. Mepet lagi kecil. Untuk terminal bus saja mungkin tidak cukup, apalagi mau bikin lapangan terbang untuk lalu lintas provokasi Barat. Dengan populasi mirip San Remo sekitar 500 penduduk, tentaranya kelak mirip satpam _resort hotel_, sekitar 50-an orang saja; 

2. Ukraina dibiarkan hidup agar mereka tetap membayar utang senjata yang selama ini disuplai Barat melalui skema _'Lend-Lease'._ Akibatnya, Barat bisa gigit jari karena si kecil Ukraina, sampai kiamat tak mungkin mampu membayar. Akhirnya semua bantuan (utang) Barat selama ini cuma menjadi ampas; 

3. Lokasi Ukraina di pojok, menempel di perbatasan Polandia dan Belarus sehingga tak ada komplikasi Barat untuk _'air corridor'_ sebagaimana dulu pernah dipaksakan Barat di era Berlin Barat - Berlin Timur; 

4. Seperti halnya UUD NRI 1945 atau kerap disebut UUD 2002 yang kini dianut republik tercinta ini, UUD Ukraina kelak juga dibikinkan oleh asing dalam hal ini adalah Rusia. Agar tidak ada ruang lagi bagi Kedaulatan Rakyat. Rakyat digaduhkan dengan isu-isu hilir, sementara isu hulu dalam genggam Rusia.

Nah, bila skenario terakhir yang terjadi, Barat bisa 'gila' karena dikerjain habis-habisan oleh Putin. Maka, seperti prediksi Bung Karno dahulu, bahwa Eropa akan menjadi Benua tua yang sakit - sakitan, sementara Asia Pasifik tumbuh bak gadis molek yang menggoda mata setiap lelaki.

Menurut Anda, mana narasi dan skenario yang _pas_ untuk isu pemberontakan Wagner?

**Tamat_*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar